Sabtu, 30 Maret 2013

KRIMINALITAS AKIBAT PENGANGGURAN

KRIMINALITAS AKIBAT PENGANGGURAN
                                                                        BAB I
                                                            PENDAHULUAN
            Di Ibukota ini yang serba ada fasilitas yang telah tersedia oleh pemerintah ternyata tidak seindah yang kita bayangkan. Berbagai masalah yang sering di hadapi di Ibukota ini contohnya masalah kemacetan, kriminalitas, banjir, dan masalah ekonomi yang tidak merata sehingga menyebabkan pengangguran sehingga masih ada warga Jakarta membutuhkan pekerjaan.
Dalam kesempatan kali ini, penulis akan membahas sedikit mengenai masalah “kriminalitas kibat pengangguran”. Banyak sekali keluhan-keluhan warga Jakarta tentang di Ibukota ini. Tapi kita sebagai warga Indonesia tidak hanya mengeluh Jakarta itu keras, menurut komentar para warga Jakarta. Seharusnya pemerintah dan warga Indonesia sama-sama bekerja sama membangun Indonesia khususnya di Jakarta ini. Pemerintah yang membuat keputusan dan membangun memperbaiki masalah-masalah di Jakarta, sedangkan warga yang membantu menjaga, merawat fasilitas yang sudah dibangun oleh sektor pemerintahan ini. Sehingga masalah-masalah yang ada di Jakarta ini sedikit berkurang dan membantu meringankan beban pemerintah.
                                                            BAB II
                                                               ISI
Pengangguran yang timbul akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan turut menjadi salah satu faktor penyumbang munculnya kriminalitas. Sebagian besar kasus kriminalitas bermula dari persoalan ekonomi yang menerpa kalangan tidak mampu. Dan mereka tidak ada pelatihan yang membuat mereka menjadi lebih bermanfaat dibanding mereka melakukan tindak kejahatan. Tindakan kriminal hampir 60% pelaku kejahatan adalah mereka yang belum mempunyai kejahatan.

Pengangguran yaitu orang yang berada pada usia produktif/usia kerja yang tidak bekerja. Berdasarkan penyebabnya pengangguran dapat dibedakan 5 macam yaitu:
  1. Pengangguran struktural yaitu : pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi.
  2.  Pengangguran siklus/konjungtur yaitu : pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan dalam tingkat perekonomian.misalnya perusahan-perusahaan harus mengurangi kegiatan produksi sehingga sebagian tenaga kerja diberhentikan.
  3. Pengangguran friksional yaitu : pengangguran yang terjadi pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment),di mana tenaga kerja berusaha mengganti pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja atau mogok sementara untuk menuntut kenaikan upah.
  4.  Pengangguran musiman yaitu : pengangguran yang terjadi akibat perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala,misalnya menganggur pada saat selang antara musim tanam dan musim panen
  5. Pengangguran karena perubahan teknologi(technological unemployment) yaitu pengangguran yang terjadi akibat perubahan teknologi misalnya mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin.
Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah masalah pengangguran, yang tidak pernah teratasi setiap tahunnya. Faktor pengangguran bisa beragam macamnya, dan ini tidak boleh di abaikan oleh pemerintah. Usaha mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban pemerintah semata. Seluruh penduduk Indonesia di harapkan partisipasinya untuk mengatasi masalah ini. Tanpa kerjasama pemerintah dan masyarakat mustahil dapat mengatasi pengangguran di Indonesia. Itulah beberapa faktor pengangguran yang banyak terjadi di Indonesia. Cukup sulit untuk mengatasi pengangguran di Indonesia dengan tingkat jumlah penduduk yang begitu besar dan masih banyaknya korupsi di negeri ini, sehingga laju pengangguran semakin naik per tahunnya.
Berbagai kasus kriminalitas di Jabodetabek dari masa ke masa marak terjadi. Pada  2011 alias tahun Kelinci Mas ini, kejahatan jalanan diperkirakan bakal meningkat tajam. Pemicunya antara lain kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan banyaknya pengangguran sebagai sebab meningkatnya kejahatan. Jenis kejahatan yang bakal sering terjadi  pada 2011 yakni perampokan, pembunuhan, kejahatan di dunia maya (Cybercrime), perdagangan manusia, dan narkotika.
Selain itu, kejahatan konvensional seperti aksi premanisme, pencurian dengan kekerasan (penggunaan senjata api), pemalsuan maupun penipuan juga masih akan marak. Menanggapi banyaknya kasus kejahatan dengan menggunakan senjata api (senpi), karena sulitnya kontrol dari pihak kepolisian yang  jumlah personil  terbatas. Kejahatan dengan senpi akan naik karena daerah sangat luas dan jumlah personil terbatas, sehingga pelaku leluasa beraksi. Menekan kejahatan jalanan, polisi harus sering menggelar razia atau patroli. Langkah ini untuk mempersempit ruang gerak pelaku.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berbagai macam tindakan kriminalitas yang terjadi di ibu kota selain disebabkan oleh pengangguran yang memyebabkan manusia itu sendiri malas untuk bekerja dan mengakibatkan kriminalitas dimana-mana, selain itu juga disebabkan oleh ketidak waspadaan atau hal – hal lain yang memungkinkan si pelaku melakukan tindakan kejahatan terhadap korban.
B.     Saran
Untuk mencegah tindakan kriminalitas yang terjadi di ibu kota, beberapa hal yang harus dilakukan antara lain :

·         Bagi masyarakat sekitar :

1.      Lebih waspada dan berhati – hati dalam bertindak
2.      Memakai barang – barang seperlunya, tidak perlu dengan aksesoris yang berlebihan
3.      Untuk wanita, harus dijaga berpakaiannya sehingga tidak terjadi adanya pemerkosaan
5.      Menekankan nilai – nilai rohani terhadap anak sejak dini




Selasa, 26 Maret 2013

Pengertian Penalaran Deduktif

Pengertian Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
 Faktor – faktor penalaran deduktif :
 1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
 4. Instrumen
5. Operasionalisasi
B. Variabel pada penalaran deduktif
1. Silogisme Kategorial Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Premis umum : Premis Mayor (My) Premis khusus : Premis Minor (Mn) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K) Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
2. Silogisme Hipotesis Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
 3. Silogisme Alternatif Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
4. Entimen Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
 Contoh Kalimat Deduktif
1. Burung adalah hewan berkaki dua (premis minor)
 2. Semua burung bisa terbang (kesimpulan)
 3. Burung adalah hewan (premis mayor)

PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.Pengertian fakta dalam kedudukannya sebagai sebuah evidensi tidak boleh dikacaukan dengan pernyataan atau penegasan.Pernyataan tidak berpengaruh apa-apa terhadap sebuah evidensi.
Ia hanya menegaskan apakah fakta itu benar atau salah. Sebuah evidensi baru dapat diandalkan kebenarannya setelah melalui pengujian sebagai berikut:
 (a) Fakta adalah sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang ada variasinya, fakta-fakta yang digunakan mungkin sama, tetapi evidensinya bisa lain;
(b) Untuk lebih meyakinkan fakta-fakta yang diajukan sebagai evidensi, perlu diadakan peninjauan atau observasi singkat terhadap fakta-fakta tersebut. Untuk lebih meyakinkan fakta-fakta yang diajukan sebagai evidensi
(c) Kalau pun sukar dilaksanakan, dapat juga melalui kesaksian-kesaksian, baik saksi biasa maupun saksi ahli (autoritas).
Evidensi mempunyai wujud sebagai berikut :
 1. Data Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
Ada berbagai macam data diantaranya :
 - Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara sumber atau dalam istilahteknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian atauorang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu. Secara prinsip ada dua metode pengumpulan data primer, yaitu: pengumpulandata secara pasif dan pengumpulan data secara aktif. Perbedaan antara kedua metode tersebut ialah yang pertama meliputi observasi karakteristik-karakteristik elemen-elemen yang sedang dipelajari dilakukan oleh manusiaatau mesin; sedang yang kedua meliputi pencarian responden yang dilakukanoleh manusia ataupun non-manusia.
- Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakan, perusahaan-perusahaan , organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistic dan kantor-kantor pemerintahan. Maka data primer harus secara langsung kita ambil dari sumber aslinya melalui narasumber yang tepat dan yang kita jadikan responden dalam penelitian kita.

 2. Fakta Fakta (bahasa Latin: factus) dalam istilah keilmuan merupakan suatu hasil observasi yang obyektif dan dapat verifikasi. Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadangkala dapat menjadi sebuah ilmu.

 3. Authoritas Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan Authority adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain, berbuat atu tidak berbuat seuatu;authority adalah dasar hukum yang sah dan legal untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan.

http://achprim.blogspot.com/2012/03/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.html,