PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana
kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan
tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan suatu landasan
yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal
serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Etika bisnis merupakan aspek penting
dalam membangun hubungan bisnis dengan pihak lain. Sukses atau gagalnya suatu
bisnis sangat ditentukan oleh etika bisnis seseorang. Etika bisnis yang baik
juga dapat membangun komunikasi yang lebih baik dan mengembangkan sikap saling
percaya antar sesama pebisnis. Ada dua hal yang harus perhatikan dalam
berbisnis. Yang pertama adalah memerhatikan kepentingan dan menjaga perasaan
orang lain. Yang kedua adalah mencegah terjadinya salah paham dengan orang
lain, karena masing-masing budaya atau negara mempunyai etika bisnis yang
berbeda. Meski begitu, terdapat beberapa etika yang berlaku umum. Perilaku yang
hanya mementingkan diri sendiri, tidak disiplin, dan tidak bisa dipercaya,
dapat membuat bisnis tidak berkembang. Etika bisnis yang tepat dapat
membangkitkan sifat-sifat yang positif. Etika
bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang
etis agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya
dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia
bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis
mempunyai implikasi etis dan oleh karenanya membawa serta tanggung jawab etis
bagi pelakunya.
Pelaku bisnis yang dikaitkan dengan etika adalah manusia itu
sendiri. Oleh karena manusia itu bukanlah makhluk yang berdiri sendiri yang
dapat mempertahankan kediriannya tanpa ada perubahan-perubahan sikap atau
penampilan, namun ia merupakan sosok makhluk yang terdiri dari jasmani rohani,
yang mana didalamnya di samping ada yang berbentuk fisik material juga ada imaterial,
seperti akal pikiran, emosi, perasaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu
bilamana manusia dikaitkan dengan makhluk pelaku bisnis yang diharapkan
memiliki bobot etika bisnis, maka tidak lepas dari sifat-sifat, kondisi atau
keadaan struktur masyarakatnya, yaitu corak lingkungan social politik ekonomi
dan budaya masyarakat tersebut.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri.
2.
Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility).
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi.
4.
Menciptakan
persaingan yang sehat.
5.
Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6.
Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.
Mampu
menyatakan yang benar itu benar.
8. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusahan ke
bawah.
9.
Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10.
Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11.
Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
Faktor-faktor
yang mendorong timbulnya masalah etika bisnis
1.
Mengejar
keuntungan dan kepentingan pribadi
2.
Tekanan
persaingan terhadap laba perusahaan
3.
Pertentangan
antara nilai-nilai perusahaan dengan perorangan
1.
ETIKA BISNIS DI BIDANG
PEMASARAN
Apabila
membahas masalah ekonomi tak lepas dari yang namanya pemasaran atau promosi.
Bagi perusahaan baik yang bergerak di bidang industri maupun jasa, promosi
merupakan suatu cara untuk memperkenalkan produk yang telah dihasilkan kepada
konsumen. Dan juga menjadi salah satu tonggak pengukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam memperoleh laba untuk pengembangan produk-produknya dan
kelangsungan usahanya.
Konsumen tidak akan mengenal apalagi
membeli suatu produk apabila tidak mengetahui kegunaannya, di mana produk
dapat diperoleh, berapa harganya dan keunggulan yang dimilikinya. Oleh sebab
itu, konsumen sebagai sasaran produk atau jasa penting untuk mendapatkan
informasi yang jelas.
Di era globalisasi seperti sekarang
ini, banyak media yang dapat digunakan sebagai ajang promosi suatu produk
seperti mengiklankannya di televisi, di media cetak ataupun dengan mengadakan
semacam event pameran launcing produk terbaru di tempat yang banyak dikunjungi
konsumen seperti di pusat perbelanjaan. Diusahakan acaranya dikemas
semenarik mungkin agar para konsumen penasaran dan akhirnya tertarik untuk
membeli produk yang kita jual. Merupakan tugas manajemen perusahaan untuk
memilih strategi promosi seperti apa yang tepat agar memenuhi target pasar yang
efektif. Selain itu perlu diperhitungkan dana yang tersedia dengan manfaat yang
diperoleh dari kegiatan promosi yang dipilih perusahaan. Seiring berkembangnya
zaman strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan harus senantiasa ditinjau
dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar. Sebagai produsen perusahaan
harus bisa membaca minat konsumen. Perkembangan pembangunan ekonomi di era
globalisasi ditandai dengan terjadinya bidang kerja, ada penerbit, manajer,
manajer pemasaran, manajer keuangan, konsultan, notaries, advokat dan pengusaha
senior maupun pengusaha muda, sehingga tampak bahwa setelah ada deferensiasi
masyarakat, terjadi aliansi kepentingan dan kolusi kepentingan.
Pengertian Pemasaran
Pengertian
pemasaran sering diartikan dengan penjualan. Padahal sebenarnya pengertian
pemasaran lebih luas, penjualan hanya sebagian dari kegiatan pemasaran. Secara
umum pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis (profit atau
non profit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan jasa, menetapkan
harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar
memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.
Unsur pokok dalam kegitan pemasaran adalah:
1.
Pemasar
Pemasar
adalah organisasi perusahaan atau perorangan yang mempunyai tujuantertentu bagi
organisasi maupun pribadinya. Tujuan pemasar yaitu keuntungan, survive, pangsa
pasar, kesetiaan pelanggan, kesejahteraan, dan sebagainya yang harus dipenuhi.
Pemasar
dapat merupakan:
a. produsen
(umumnya berorientasi terhadap keuntungan)
b. organisasi
(belum tentu berorientasi terhadap keuntungan)
2. Pemerintah
(berorientasi terhadap kesejahteraan umum)
3. Barang
dan Jasa
Apapun
bentuk sesuatu yang ditawarkan produsen untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Barang dapat bersifat konkret, tidak kongkret (jasa) atau
kombinasinya.
4. Pasar
Pasar
adalah konsumen pribadi atau organisasi perusahaan yang mempunyai kebutuhan dan
keinginan yang berwujud sebagai permintaan terhadap barang atau jasa. Pada
umumnya, tujuan dari konsumen pribadi adalah pemenuhan dan kepuasan kebutuhan
dan keinginannya. Sedang tujuan pasar organisasi perusahaan adalah keuntungan
atau yang lain. Pasar mempunyai kapasitas pertukaran (dayabeli) untuk bisa
memperoleh barang yang diminta. Daya beli adalah kemampuan pasar untuk
mendapatkan barang yang diperlukan. Daya bali dapat berwujud penguasaan uang,
barang yang bernilai untuk ditukarkan, ataupun kepercayaan orang lain bahwa
mereka mampu membayar.
5. Proses Pertukaran
Pertukaran
adalah kegiatan dua pihak yang masing-masing memerlukan sesuatu milik pihak
yang lain sebagai usaha untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan masing- masing.
Pertukaran dapat dilakukan secara barter atau transaksi penjualan dengan
syarat-syarat yang disepakati secara layak oleh kedua belah pihak. Artinya
dalam pertukaran tidak ada pihak yang dirugikan.
Dalam setiap produk harus dilakukan
promosi untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan
cepat dikenali oleh masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat
pemasarannya. Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang
produksi menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika
yang mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak
melanggar peraturan yang berlaku, etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi
tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh teknik promosi.
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran,
artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan.
Tujuan promosi di antaranya adalah :
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial.
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit.
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan
pelanggan.
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
5. Membedakan serta mengunggulkan produk disbanding produk
pesaing.
6. Membentuk citra produk di mata konsumen
sesuai dengan yang diinginkan.
Berbisnis
dengan etika adalah menerapkan aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis.
Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban,
prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika
mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka
setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan,
kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak
etis dan tidak bermoral.
Cara-Cara
Melakukan Promosi Dengan Etika Bisnis Dalam menciptakan etika bisnis,
Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1.
Pengendalian Diri
Artinya,
pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalian diri mereka masing-masing untuk tidak memproleh
apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2.
Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social
Responbility)
Pelaku
bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks
lagi.
3.
Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika
bisnis.
4.
Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan
dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat
jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah,
sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect
terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu
ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5.
Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia
bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6.
Menghindari Sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dan Negara.
7. Mampu
Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang
tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak
bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelce” dari “koneksi”serta melakukan
“kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan
Sikap Saling Percaya Antar Golongan
Pengusaha untuk menciptakan kondisi bisnis
yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat
dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang
bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
9. Konsekuen
dan Konsisten dengan Aturan Main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah
ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap
orang tidak mau konsekuen
dan konsisten dengan etika tersebut.
10. Memelihara
Kesepakatan
Memilihara
kesepakatan atau menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap
apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika
bisnis.
11
Menuangkan
ke Dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan
dalam suatu hokum positif yang menjadi peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan
untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi”
terhadap pengusaha lemah.
Konsep Pemasaran
Pemasaran sangat penting dalam setiap
kegiatan bisnis. Lingkungan, kondisi pasar, sifat produk, dan terutama
pandangan pemasar atau pihak yang berkepentingan terhadap pemasaran tersebut.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa konsep pemasarn yang dianut oleh
masing-masing perusahaan tidaklah sama. Konsep pemasaran ini dalam perjalanan
waktunya mengalami perkembangan (evolusi pemikiran).
Perkembangannya adalah sebagai berikut:
·
Konsep
produksi:
Adalah anggapan pemasar yang berorientasi kepada proses
produksi (internal) bahwa konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah.
Dengan demikian focus kegiatan perusahaan yang harus dilakukan adalah efesiensi
biaya (produksi dan distribusi) agar dapat menjual barang dengan murah kepada
konsumen.
·
Konsep
produk:
Adalah anggapan pemasar bahwa konsumen lebih menghendaki
produk-produk yang berkualitas atau berpenampilan menarik. Dengan demikian
tujuan bisnis perusahaan adalah pengendalian kualitas.
·
Konsep
penjualan
Adalah anggapan pemasr yang berorientasi kepada tingkat
penjualan (internal) bahwa konsumen perlu dipengaruhi agar penjualan dapat
meningkat sehingga tercapai profit maksimum sebagai tujuan perusahaan. Dengan
demikian focus kegiatan perusahaan adalah usaha-usaha meningkatkan cara-cara
penjualn dan kegitan promosi yang intensif agar mampu mempengaruhi, membujuk
konsumen untuk membeli sehingga penjualn dapat meningkat.
·
Konsep
pemasaran
Adalah anggapan pemasar yang berorientasi kepada
pelanggan (eksternal) bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk
yang mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Dengan demikian focus
kegiatan perusahaan adalah berusaha memenuhi kepuasan penggan melalui pemahaman
perilaku konsumen.
·
Konsep
pemasaran yang memasyarakat (sosial)
Adalah anggapan pemasar bahwa konsumen hanya bersedia
membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan serta kesejahteraan
lingkungan sosial konsumen. Tujuan kegiatan perusahaan adalah disamping
berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat juga memperbaiki relasi antara produsen
dan masyaraket untuk peningkatan kesejahteraannya.
·
Konsep
pasar
Adalah anggapan pemasar yang berorientasi kepada
pelanggan dan pesaing-pesaing perusahaan (persaingan pasar) bahwa produsen
perlu mempunyai keunggulan pasar yang bersaing untuk dapat memenuhi dan
memuaskan pelanggan. Focus kegiatan pelanggan adalah berusaha memahami perilaku
konsumen dan juga berusaha memahami perilaku pesaing untuk dapat mengatasi
persaingan.
2.
Etika Bisnis Di Bidang Keuangan
Manajemen keuangan dalam konteks pembahasan ini adalah
berhubungan dengan penganggaran. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun
secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam
unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa
mendatang. Bila
diamati dunia perbankan, maka ditemukan juga semakin sering menjadi korban
kejahatan akibat merebaknya korupsi, pemalsuan dan penipuan dengan sarana
komputer dalam praktek perbankan. Namun, yang paling parah adalah adanya
fenomena ketidakdisiplinan dari kejujuran pada tingkat pimpinan bank. Bahkan
justru mengadakan kolusi yang buruk, seperti halnya memberi input kepada
nasabahnya untuk tidak melunasi hutangnya dengan cara difailitkan sisa kekayaan
yang masih ada dijual. Sebagian dari hasil kekayaan yang masih ada dijual.
Sebagian dari hasil penjualan itu diberikan sebagai gift kepada pejabat bank.
Demikian selolas yang terjadi didalam dunia percaturan ekonomi di negara kita
yang tercinta ini. Namun, sebagai insan cinta tanah airnya, sudah pasti tidak
hanya berpangku tangan melihat kejadian-kejadian yang tidak bermoral bahkan
lebih jauh melanggar aturan-aturan yang ada. Dengan sadar panggilan hati nurani
murni dan cinta tanah air itulah maka kita tidak pernah berhenti bertanya
kenapa penyimpangan-penyimpangan di atas selalu terjadi, dan bagaimana
meluruskannya.
Pelaku
bisnis yang dikaitkan dengan etika adalah manusia itu sendiri. Oleh karena
manusia itu bukanlah makhluk yang berdiri sendiri yang dapat mempertahankan
kediriannya tanpa ada perubahan-perubahan sikap atau penampilan, namun ia
merupakan sosok makhluk yang terdiri dari jasmani rohani, yang mana didalamnya
di samping ada yang berbentuk fisik material juga ada imaterial, seperti akal
pikiran, emosi, perasaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu bilamana manusia
dikaitkan dengan makhluk pelaku bisnis yang diharapkan memiliku bobot etika
bisnis, maka tidak lepas dari sifat-sifat, kondisi atau keadaan struktur
masyarakatnya, yaitu corak lingkungan social politik ekonomi dan budaya
masyarakat tersebut.
Penampilan-penampilan diatas nampaknya diwarnai atau dipengaruhi oleh
beberapa factor: Pertama adalah factor dari dalam diri manusia, seperti suara
hati manusia mengalami adanya hukum dalam hati yang tidak ia ciptakan sendiri
melainkan sebagai yang harus ia taati. Suara hati itu memerintahkan manusia
untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik dan menolak apa yang jahat. Bagi
orang yang beriman, manusia mengalami dalam suatu hati seorang diri berada
bersama dengan tuhan yang selalu menyapanya. Ada juga manusia yang menentang
suara hatinya, menguburkan dalam-dalam teriakan suara hatinya yang terdalam
untuk menampilkan suatu perilaku yang tidak terpuji. Karena manusia tersebut
suara hatinya tidak menggetarkan dirinya untuk berbuat sesuatu yang baik karena
ia telah menjadi tumpul karena kebiasaan berdosa. Faktor kedua : adalah melalui
budaya seperti halnya alat-alat atau teknologi, yang mana tidak satu unsur
pribadi manusia yang luput dari pengaruh teknik. Kemudian selanjutnya adanya
“etos” masyarakat yaitu kompleks kebiasaan dan sikap-sikap manusia terhadap
waktu, alam dan kerja. Secara sosiologis etika bisnis merupakan salah satu
produk social, merupakan produk lingkungannya. Jadi atas dasar hal itu dapat
kita katakan bahwa mau tidak mau lingkungan social, politik, ekonomi, budaya
dari suatu masyarakat jelas berpengaruh terhadap bagaimana arti, bentuk dan
penerapan etika bisnisnya.
Pelaku
bisnis diberbagai lapangan, nampaknya masih jauh dari harapan bilamana perlaku
bisnis akan ditempatkan pada posisi makhluk sadar akan kewajibannya sebagai
dasar tindakan moral sebagaimana Kant mengatakan bahwa seseorang dianggap
moralist dimana tindakannya benar-benar sesuai dengan kewajiban. Tindakan
tersebut tidak didasari oleh karena adanya kecenderungan spontan atau selera
pribadi, melainkan landasan tindakan itu demi kewajiban semata-mata, inilah
tindakan yang baik. Baik pada dirinya sendiri. Faktor-faktor yang tidak dapat
mewujudkannya karena beberapa factor yang mempengaruhi pelaku bisnis tersebut.
Walaupun tidak semua pebisnis demikian, tetapi pada umumya mereka masih
bertindak karena adanya kepentingan sendiri, pertimbangan utung rugi, atau
tidakan mereka hanya berusaha menyeseuaikan hukum, agar tidak dikategrikan
melanggar hukum.
Di
sinilah perlunya perhatian kita terhadap makhluk pebisnis tidak hanya
diperhatikan bobot keerampilannya, tetapi benar-benar menyadari keberadaan dan
fungsinya. Mereka harus menyadari bahwa kepercayaan dari pemerintah dan rakyat
harus dipelihara. Seperti diberinya izin berarti pemerintah mempercayai kepada
pemilik bank untuk menarik dan mengelola dana-dana masyarakat. Kalau mereka
gunakan dana bank utuk kelompoknya sendiri, itu sama juga merampok negara.
Janganlah pemilik bank cenderung menganggap bank adalah kasir mereka dapat di
tarik kapan saja untuk kepentingan usaha sendiri. Mental semacam ini terus
menghinggapi bank sampai sekarang. Menurut hasil riset info bank selama ini
menunjukkan, remuknya bank karena diperas habis-habisan oleh pemilik dan
bankirnya sendiri.
3. ETIKA BISNIS DI BIDANG
TEKNOLOGI INFORMASI
Jika kita
melihat teknologi informasi secara utuh, tentunya tidak akan terlepas dari
aspek “bisnis” sebagai bagian yan tidak terpisahkan dari perkembangan
teknologi. Dalam perkembangannya, teknologi informasi telah menjadi suatu
raksasa industry yang dalam menjalankan kegiatannya tidak akan lepas dari
tujuan pencarian keuntungan. Kegiatan industry adalah kegiatan melakukan
bisnis, yaitu dengan memproduksi, mengedarkan, menjual dan membeli
produk-produk yang dihasilkan dari perkembangan teknologi tersebut, baik yang
berupa barang maupun jasa.
Dalam
kaitannya dengan etika bisnis menjadi topic yang cukup ramai diperdebatkan.
Sebagian orang berpendapat bahwa “bisnis tetap bisnis” dengan memfokuskan pada
tujuan pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dicampuradukkan dengan
etika. Sementara pihak menganggap bahwa bisnis perlu dilandasi
pertimbangan-pertimbangan yang etis karena disamping mencari keuntungan juga
bertujuan memperjuangkan nilai-nilai yang bersifat manusiawi. Beberapa alasan
yang membuat bisnis perlu dilandasi oleh suatu etika antara lain adalah sebagai
berikut :
·
Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk
tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri dan bahkan nasib
umat manusia didalamnya. Bisnis adalah bagian penting dari masyarakat
yang terjadi didalam masyarakat. Bisnis dilakukan antara manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya dan menyangkut hubungan antara manusia tersebut.
Sebagai hubungan antara manusia, bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya
mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
·
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa
saling percaya. Dengan saling percaya maka suatu kegiatan bisnis akan
berkembang karena memiliki relasi yang dapat dipercaya dan bisa mempercayai.
Disini, etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan dan memperkuat rasa saling
percaya tersebut.
·
Dengan alasan-alasan tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa sudah selayaknya jika sebuah bisnis juga mengenal etika.
Bisnis jangka panjang akan berhasil jika pelaku mematuhi etika-etika dalam
berbisnis. Hal itu dikarenakan masyarakatlah yang akan menilai siapa pelaku
bisnis yang benar dan layak diberi dukungan.
Bisnis
dibidang teknologi informasi juga bertujuan mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya dari kegiatan yang dilakukan. Hal itu berarti pula bahwa
sebuah bisnis yang berorientasi pada pencarian keuntungan yang
sebesar-besarnya, juga harus memperhatikan dinamika perkembangan yang ada pada
masyarakat. Globalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan vertical dimana
setiap perusahaan diibaratkan sebagai pemain yang harus bertanding diatas tanah
yang terus bergoyang. Tanah yang terus bergoyang, berarti pula sebuah
ketidakpastian. Hal itu akan membuat pemanfaatan peluang usaha semakin sulit
dan kemungkinan gagal dalam berbisnis akan semakin besar. Persaingan yang ketat
diera globalisasi tersebut menimbulkan banyak alasan bagi pelaku bisnis untuk
melakukan konsentrasi industry, misalnya dengan meningkatkan kemampuan saing,
memudahkan permodalan sehingga semboyan “yang terkuat adalah yang menang” akan
berlaku didalam persaingan tersebut. Selanjutnya yang terkuat didalam
persaingan pasar akan menjadi pemegang kunci permainan dan sering kali
menimbulkan distorsi dan tujuan semula dari sebuah pemasaran. Monopoli adalah
contoh yang paling ekstrim dari distorsi dalam pasar tersebut. Penyalahgunaan
kekuatan pasar dalam bentuk monopoli merupakan perhatian klasik terhadap
bagaimana pasar dan pemasaran dilaksanakan. Contoh paling jelas adalah
keberhasilan Microsoft dalam menguasai sebagian besar pemakai perangkat lunak
didunia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai-nilai etika dari
moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi
tersebut bagi kemanusiaan. Dunia etika adalah dunia filsafat, nilai dan moral.
Dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan
berkenan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan bisnis adalah kongkrit dan
harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Sebenarnya inti etika bisnis yang
pantas dikembangkan adalah pengendalian. Dalam hal ini semua perlu menyadari
bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis dan yang ingin diatur oleh etika bisnis
adalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Etika bisnis juga membatasi
besarnya keuntungan, sebatas tidak merugikan masyarakat. Meskipun merupakan
hak, penggunaan keuntungan harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan
masyarakat sekitar. Bisnis memang berorientasi kepada keuntungan secara
ekonomi. Namun, tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban sosial memiliki nilai
yang tinggi pula untuk keberhasilan sebuah bisnis. Dengan tanggung jawab dan
keterlibatan social maka akan tercipta citra positif dari bisnis dimata
masyarakat. Sebuah bisnis akan bertahan lama jika memperhatikan juga kepentingan
sosial, baik konsumen, karyawan maupun mitra bisnisnya. Teknologi informasi melahirkan internet.
Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat, salah satunya menghasilkan
sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic Commerce (E-Commerce).
Secara umum, dapat dikatakan bahwa e-commerce adalah sistem perdagangan yang
menggunakan mekanisme elektronik yang ada dijaringan internet. Contohnya , www.amason.com salah satu e-commerce terbesar di dunia
Seperti
yang kita ketahui perkembangan dunia IT berlangsung sangat cepat. Dengan
pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan
taraf hidup manusia. Banyak hal yang menggiurkan manusia untuk dapat sukses
dalam bidang IT tetapi tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu,
teknologi dan kehidupan. Banyak ahli telah menemukan bahwa teknologi mengambil
alih fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang
diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan
yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi
sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia
terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
Dalam
segi teknologi informasi perkembangannya sangatlah cepat dan banyak orang yang
membutuhkan teknologi tersebut yang dikarenakan tuntutan hidup. Dalam
perkembangan teknologi yang canggih ini diperlukannya etika yang baik untuk
menunjang keberhasilan dari teknologi tersebut. jika adanya etika yang baik
setiap manusia yang memakai teknologi maka takan adanya kekhawatiran-khawatiran
yang yang munjul dibenak para pengguna teknologi.
Kode Etik IEEE (Institut of
Electrical and Electronics Engineers) memberikan janji pegangan yang luhur bagi
semua anggotanya untuk mempertanggung jawabkan secara pribadi ke organisasi
bagi pemanfaatan teknologi secara baik untuk meningkatkan kualitas hidup bagi
seluruh masyarakat dunia dengan memegang etika yang tinggi dan secara
profesional mensetujui 10(sepuluh syarat) :
1. Bertanggung
jawab atas keputusan teknikal yang dibuat secara konsisten untuk keselamatan
publik, dan secara cepat menyampaikan jika ada faktor-faktor yang membahayakan
lingkungan masyarakat.
2. Semaksimal
mungkin menghindari konflik kepentingan dan memberitahukan secepatnya ke semua
pihak yang berkepentingan jika ada konflik kepentingan yang mungkin terjadi.
3. Jujur
dan relalistis berdasarkan data yang ada dalam membuat perkiraan atau
mengajukan suatu tuntutan.
4.
Menolak
suap dalam segala macam bentuknya.
5.
Meningkatkan
pengetahuan tentang teknologi dan segala bentuk aplikasi dan kemungkinan
akibatnya.
6. Meningkatkan
kemampuan dan mengaplikasikan teknologi berdasarkan pelatihan dan pengalaman.
7. Selalu
mengharapkan saran dan menerima kritik yang membangun untuk semua hasil
pekerjaan dan mengakui jika ada kesalahan, serta memberikan penghargaan
sepatutnya untuk orang lain yang berkontribusi.
8. Menghargai
keberagaman dengan memberikan penghargaan yang sama tanpa mempedulikan ras,
agama, jenis kelamin dan kebangsaan.
9.
Menghindari
perbuatan tercela, mencacat hasil karya dan reputasi orang lain.
10.
Membantu
teman sejawat dalam pengembangan profesionalisme untuk memenuhi kode etik ini.
Pada perkembangannya, ternyata penggunaan Internet, selain berdampak
positif juga membawa sisi negatif, dengan membuka peluang munculnya
tindakan-tindakan anti-sosial dan perilaku kejahatan yang selama ini dianggap
tidak mungkin terjadi. Sebagaimana sebuah teori mengatakan, crime is a product
of society itself, yang secara sederhana dapat diartikan bahwa masyarakat itu
sendirilah yang melahirkan suatu kejahatan. Semakin tinggi tingkat
intelektualitas suatu masyarakat, semakin canggih pula kejahatan yang mungkin
terjadi dalam masyarakat itu. Kejahatan biasa yang menggunakan TI sebagai alat
bantunya.
Pencurian uang atau pembelian barang menggunakan
kartu kredit curian melalui media internet dapat menelpon korban di wilayah
hukum negara lain, suatu hal yang jarang terjadi dalam kejahatan konvensional.
Kejahatan muncul setelah adanya internet, dimana sistem komputer sebagai
korbannya. Contoh kejahatan kelompok ini adalah perusak situs internet,
pengiriman virus atau program-program computer yang tujuannya merusak sistem
kerja komputer tujuan.
Keuntungan:
1.
Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara
suatu tempat dan tempat yang lain.
2. Semakin
maraknya penggunaan Teknologi Informasi akan semakin membuka lapangan pekerjaan.
3.Bisnis
yang berbasis Teknologi Informasi atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu
perusahaan atau perorangan
4. Informasi
yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan
pendidikan.
Kerugian:
1. Dengan pesatnya teknologi informasi baik di
internet maupun media lainnya membuat peluang masuknya hal-hal yang berbau
pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan semakin mudah.
2. Dengan mudahnya melakukan transaksi di
internet menyebabkan akan semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang
seperti transaksi barang selundupan atau transaksi narkoba.
Etika dalam perkembangannya
sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi
bagaimana menjalani kehipan melalui rangkaian tindakan sehari – hari, etika
dapat diterapkan dalam segala aspek atau segi kehidupan.
Sumber :